Friday, 31st October 2025
by Admin

Imuners wajib tau! Meski tidak merokok, bukan berarti seseorang aman dari dampak buruk asap rokok. Faktanya, perokok pasif masih terdampak bahaya dari asap rokok, bahkan lebih, dibandingkan perokok aktif. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hanya dengan menghirup asap rokok di sekitar mereka, risiko penyakit serius seperti kanker paru, serangan jantung, dan gangguan pernapasan bisa meningkat drastis.
Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok dari orang lain. Ada dua jenis asap rokok yang berbahaya bagi perokok pasif:
Menariknya, asap sampingan justru mengandung lebih banyak zat beracun karena tidak melewati filter rokok, seperti karbon monoksida, ammonia, nikotin, dan tar. Jadi, bahkan jika kamu hanya duduk di dekat orang yang sedang merokok, kamu tetap menghirup berbagai zat kimia berbahaya yang sama.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), terdapat lebih dari 7.000 zat kimia di dalam asap rokok, dan sekitar 70 di antaranya bersifat karsinogenik atau pemicu kanker. Beberapa zat paling berbahaya antara lain:
Bayangkan, semua zat itu juga dihirup oleh orang di sekitar perokok—anak, pasangan, teman, atau bahkan bayi di rumah.
Paparan asap rokok dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga memperbesar risiko serangan jantung dan stroke. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang hidup bersama perokok memiliki risiko penyakit jantung 25–30% lebih tinggi dibandingkan mereka yang hidup di lingkungan bebas asap rokok.
Meski tidak pernah merokok sebatang pun, perokok pasif tetap bisa mengalami kanker paru-paru. WHO mencatat bahwa setiap tahun sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat paparan asap rokok, termasuk diantaranya mereka yang tidak pernah merokok.
Menghirup asap rokok secara terus-menerus dapat menyebabkan batuk kronis, sesak napas, hingga bronkitis. Sistem pernapasan akan terganggu karena paparan zat kimia yang mengiritasi saluran napas dan merusak jaringan paru-paru.
Asap rokok dapat menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi. Akibatnya, perokok pasif cenderung lebih mudah terserang flu, pneumonia, atau infeksi saluran napas atas.
Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap bahaya asap rokok karena sistem tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang. Berikut dampak yang perlu diwaspadai:
Paparan asap rokok bisa menyebabkan anak sering mengalami batuk, pilek, radang tenggorokan, dan pneumonia. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan perokok juga lebih berisiko mengalami asma atau sesak napas kronis.
Zat kimia dari asap rokok dapat mengiritasi saluran eustachius (saluran antara tenggorokan dan telinga), sehingga meningkatkan risiko infeksi telinga tengah yang dapat mengganggu pendengaran.
Bayi yang sering terpapar asap rokok berisiko lebih tinggi mengalami Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), yaitu kondisi di mana bayi meninggal mendadak saat tidur tanpa penyebab yang jelas.
Beberapa studi menemukan bahwa anak yang terpapar asap rokok sejak dini cenderung memiliki berat badan rendah, gangguan perkembangan otak, dan kemampuan belajar yang lebih rendah dibandingkan anak-anak yang tumbuh di lingkungan bebas asap.
Bagi ibu hamil paparan asap rokok bisa menyebabkan:
Zat nikotin dan karbon monoksida yang terhirup ibu hamil akan mengurangi suplai oksigen ke janin, sehingga pertumbuhannya bisa terhambat.
Menjadi perokok pasif memang tidak selalu bisa dihindari, terutama jika tinggal atau bekerja dengan orang yang merokok. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melindungi diri:
Bahaya menjadi perokok pasif bukan hal sepele. Sekali saja menghirup asap rokok, tubuhmu sudah terpapar ratusan zat kimia berbahaya. Dampaknya tidak hanya jangka pendek seperti batuk atau sesak napas, tetapi juga bisa memicu penyakit kronis seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung.
Melindungi diri dan orang terdekat dari paparan asap rokok adalah langkah sederhana namun sangat berarti. Katakan tidak pada rokok, bahkan jika kamu bukan perokok. Karena udara bersih adalah hak setiap orang — dan kesehatan tidak seharusnya dikorbankan hanya karena kebiasaan merokok orang lain.
Sumber: