Monday, 27th October 2025
by Admin

Imunisasi HPV tergolong masih baru digalakan di Indonesia, dan masih banyak pertanyaan di masyarakat seputar imunisasi ini termasuk apa imunisasi ini masih efektif dilakukan jika sudah terinfeksi sebelumnya.
Imuners mungkin bingung juga soal ini, tapi ternyata hal ini bisa terjawab kalau kita mengerti karakteristik dari HPV dan vaksinnya.
Seperti apa sebenarnya karakteristik dari HPV? Apakah imunisasi masih bisa membantu bagi orang yang sudah pernah terinfeksi sebelumnya? Berikut pembahasan selengkapnya.
Imunisasi HPV sudah lama dikenal sebagai salah satu langkah pencegahan paling efektif untuk mencegah kanker serviks, kutil kelamin, dan beberapa jenis kanker lainnya yang disebabkan oleh virus Human Papillomavirus atau HPV.
HPV sendiri adalah kelompok virus yang bisa menyerang kulit dan area kelamin, dan ada lebih dari 100 jenis HPV yang telah diidentifikasi, dan sekitar 30 hingga 40 jenis di antaranya bisa menular lewat kontak seksual.
Tidak semua jenis HPV berbahaya, tapi ada beberapa jenis yang tergolong berisiko tinggi karena bisa memicu perubahan sel yang berujung pada kanker, terutama kanker serviks.
Sebagian besar orang yang terinfeksi HPV sebenarnya tidak menunjukkan gejala apa-apa dan sistem imun mereka bisa membersihkan virus dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan hingga dua tahun.
Akan tetapi dalam beberapa kasus, infeksi ini bertahan di dalam tubuh dan justru diam-diam menyebabkan kerusakan jangka panjang.
Seperti imunisasi lainnya, imunisasi HPV ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi. Meskipun seseorang sudah terinfeksi HPV, dia masih membutuhkan perlindungan dari jenis lain yang lebih berbahaya.
Imunisasi HPV ditujukan untuk mencegah tubuh tertular jenis-jenis HPV tertentu yang berbahaya di kemudian hari.
Vaksin HPV memberikan perlindungan dari beberapa jenis kelompok virus HPV yang berbahaya sekaligus.
Imunisasi ini bekerja dengan cara “melatih” sistem imun agar siap mengenali virus sebelum infeksi sempat terjadi.
Banyak yang mempertanyakan ketika seseorang sudah pernah positif HPV, apakah imunisasi jadi tidak bermanfaat? Jawaban singkatnya adalah imunisasi masih tetap bisa memberi manfaat pada orang tersebut.
Alasannya, infeksi HPV tidak selalu terjadi terhadap semua jenis virus sekaligus. Jadi, walaupun seseorang sudah pernah terinfeksi satu atau dua jenis HPV, kemungkinan besar ia belum pernah terpapar semua jenis yang dilindungi oleh vaksin.
Dalam kasus seperti ini, imunisasi tetap berguna untuk memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis yang belum pernah masuk ke dalam tubuh.
Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang sudah terinfeksi sebagian strain HPV tetap mengalami penurunan resiko terhadap komplikasi seperti lesi prakanker atau kutil kelamin setelah melakukan imunisasi.
Efektivitas imunisasi HPV akan lebih tinggi jika diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual, karena tubuhnya kemungkinan besar belum pernah terpapar HPV sama sekali.
Itulah sebabnya imunisasi HPV biasanya direkomendasikan sejak usia 9 hingga 14 tahun, dengan dosis sebanyak dua kali.
Untuk mereka yang baru imunisasi di usia 15 hingga 26 tahun, dosis yang direkomendasikan menjadi tiga dosis.
Sementara untuk kelompok usia 27 hingga 45 tahun, imunisasi masih bisa dilakukan, tapi sebaiknya atas pertimbangan bersama dokter.
Dalam kelompok usia ini, manfaat imunisasi lebih bersifat individual, tergantung dari riwayat aktivitas seksual, kondisi kesehatan, dan kemungkinan paparan terhadap jenis-jenis HPV.
Ada banyak juga yang bertanya, bagaimana kalau seseorang sudah pernah terkena kutil kelamin apakah masih perlu diimunisasi?
Perlu diketahui bahwa kutil kelamin umumnya disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11, dua jenis yang juga dilindungi oleh vaksin HPV.
Kalau sudah terinfeksi salah satu dari jenis ini, imunisasi memang tidak akan menyembuhkan kutil yang sudah muncul, tapi tetap bisa melindungi dari kemungkinan terinfeksi ulang oleh tipe yang lain, atau dari jenis HPV lain yang lebih berbahaya dan bisa menyebabkan kanker.
Jadi, meskipun manfaatnya tidak sebesar pada orang yang belum pernah terpapar sama sekali, imunisasi tetap memberi perlindungan tambahan yang bisa berguna bagi tubuh.
Dalam pelaksanaannya selama ini, imunisasi HPV telah terbukti aman dan efek sampingnya bisa ditoleransi dengan baik oleh tubuh.
Efek samping yang mungkin ditimbulkan sebagian besar bersifat ringan dan bersifat sementara.
Yang paling sering dilaporkan adalah rasa nyeri di tempat suntikan, kemerahan, sedikit bengkak, atau rasa lelah setelah imunisasi.
Kadang ada juga yang merasa pusing atau hampir pingsan, tapi hal ini biasanya terjadi karena rasa tegang atau gugup, bukan karena vaksin itu sendiri.
Setelah disuntik, biasanya dianjurkan untuk duduk atau istirahat sejenak selama 15 menit.
Perlu dipahami bahwa imunisasi HPV bukanlah pengganti dari pemeriksaan medis rutin.
Meskipun sudah diimunisasi, tetap disarankan untuk melakukan skrining kanker serviks, seperti pap smear atau tes HPV secara berkala.
Hal ini karena imunisasi tidak melindungi dari semua jenis HPV, dan ada kemungkinan seseorang sudah terinfeksi bahkan sebelum ia diimunisasi.
Dengan kata lain, imunisasi dan skrining bekerja saling melengkapi. Imunisasi untuk mencegah dan skrining untuk mendeteksi secara dini kemungkinan infeksi.
Untuk Imuners yang ingin imunisasi HPV atau skrining bisa datang ke fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare.
Di Klinik Imunicare , Imuners bisa melengkapi imunisasi yang terlewat termasuk imunisasi HPV.
Selain itu layanan skrining HPV di Klinik Imunicare juga tergolong lengkap mulai dari skrining dengan tes urin hingga pap smear, semuanya bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Jadi, ketika seseorang sudah terinfeksi HPV, bukan berarti imunisasi menjadi tidak berguna, imunisasi bisa menjadi tambahan perlindungan untuk mencegah infeksi dari jenis-jenis lain yang beresiko.
Kesimpulannya, imunisasi HPV masih layak dan bermanfaat untuk dipertimbangkan meskipun sudah pernah terinfeksi sebelumnya.
Meskipun tidak bisa menyembuhkan infeksi yang sudah ada, imunisasi tetap bisa melindungi tubuh dari jenis HPV lain yang belum masuk, dan mencegah resiko komplikasi yang lebih berat di masa depan.
Jika sudah masuk usia dewasa dan belum pernah diimunisasi, ada baiknya berdiskusi dengan tenaga kesehatan apakah imunisasi masih cocok untuk dilakukan.
Sumber