Artikel

Homepage/artikel

/jangan-sampai-tertular-kenali-dan-cegah-penularan-difteri-sekarang-juga

Jangan Sampai Tertular, Kenali dan Cegah Penularan Difteri Sekarang Juga!

Wednesday, 29th October 2025

by Admin

kenali difteri.webp

Imuners pasti udah nggak asing lagi sama difteri, salah satu penyakit infeksi yang coba diberantas lewat program imunisasi dasar nasional.

Meski udah masuk ke program imunisasi nasional, kita masih harus waspada terhadap penyakit ini karena penyebaran penyakit ini belum sepenuhnya hilang.

Jika tidak ditangani dengan baik difteri bisa membahayakan karena sifat toksin yang dibawa oleh penyakit ini.

Seperti apa sebenarnya gejala difteri yang perlu diwaspadai? Apa aja sih yang bisa kita lakuin supaya bisa terhindar dari penyakit yang satu ini? Yuk, simak pembahasan selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Difteri?

Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.

Meski terdengar seperti penyakit lama, difteri masih menjadi ancaman di berbagai negara, termasuk Indonesia, terutama di daerah yang cakupan imunisasinya rendah.

Bahaya dari difteri terletak pada racun (toksin) yang dihasilkan bakteri tersebut.

Racun ini bukan hanya menyerang tenggorokan, tapi juga bisa menyebar ke organ penting seperti jantung dan saraf, menyebabkan komplikasi berat, bahkan kematian.

Gejala Difteri yang Perlu Diwaspadai

Gejala difteri sering kali mirip dengan infeksi saluran pernapasan biasa pada awalnya, seperti demam ringan, sakit tenggorokan, dan badan menjadi lemas.

Yang membedakan gejala difteri dengan infeksi saluran pernapasan lainnya adalah pembengkakan di leher yang sangat mencolok yang dikenal sebagai bull neck dan munculnya lapisan tebal berwarna abu-abu di bagian belakang tenggorokan.

Lapisan ini bisa menyebabkan penderita kesulitan bernapas atau menelan. Dalam beberapa kasus, difteri juga bisa muncul di kulit berupa luka terbuka yang tertutup selaput abu-abu.

Penularan difteri terjadi melalui udara, terutama dari batuk atau bersin penderita, serta bisa juga dari kontak langsung dengan luka atau benda yang terkontaminasi.

Cara Efektif untuk Mencegah Penularan Difteri

Seperti halnya penyakit menular lainnya, rantai penyebaran difteri bisa diputus dengan upaya pencegahan yang baik dan terstruktur.

Berikut ini beberapa langkah paling efektif yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan difteri.

1. Imunisasi Lengkap Sejak Dini

Difteri sebenarnya bukan penyakit yang sulit untuk dicegah, dan salah satu langkah yang paling penting dalam mencegah difteri adalah imunisasi sejak dini.

Imunisasi difteri biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan imunisasi tetanus dan pertusis seperti DTaP untuk anak-anak, serta Tdap atau Td untuk remaja dan orang dewasa.

Imunisasi ini bekerja dengan membentuk antibodi dalam tubuh sehingga sistem imun sudah siap menghadapi bakteri difteri jika sewaktu-waktu terpapar.

Di Indonesia, imunisasi ini termasuk dalam program imunisasi wajib sejak bayi dan menjadi pondasi perlindungan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia.

2. Update Imun Secara Berkala

Perlu diingat bahwa imunisasi difteri yang diberikan ketika masih bayi tidak memberikan perlindungan seumur hidup.

Seiring waktu, kekebalan yang terbentuk akan menurun. Oleh karena itu, diperlukan suntikan penguat atau booster setiap sepuluh tahun sekali untuk orang dewasa.

Banyak orang dewasa yang lupa atau tidak sadar bahwa mereka sudah tidak terlindungi sepenuhnya karena menganggap imunisasi yang mereka terima pada saat masih bayi bisa melindungi selamanya.

Tanpa booster, orang dewasa tetap bisa tertular dan juga berisiko menularkan penyakit kepada orang-orang di sekitarnya, khususnya anak-anak.

Memperhatikan jadwal booster adalah kunci untuk mempertahankan kekebalan kolektif masyarakat.

Untuk Imuners yang ingin update imun difteri atau melengkapi imunisasi lainnya, bisa datang ke Klinik Imunicare.

Di Klinik Imunicare , Imuners bisa update imun dari berbagai jenis penyakit sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, Imuners juga bisa melakukan cek kesehatan rutin untuk mendeteksi potensi penyakit sejak dini agar lebih mudah disembuhkan.

3. Hindari Kontak Dekat dengan Penderita Difteri

Menghindari kontak dengan penderita difteri juga merupakan bagian penting dari upaya pencegahan.

Penyakit ini sangat mudah menular, terutama dalam lingkungan tertutup atau saat seseorang berbagi barang pribadi dengan penderita.

Jika ada anggota keluarga atau kerabat yang terinfeksi, langkah terbaik adalah segera memeriksakan diri ke dokter, menjauhkan diri dari pasien selama masa penularan, dan mengikuti anjuran isolasi.

Dalam kondisi tertentu, petugas medis juga bisa memberikan antibiotik pencegahan bagi orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan penderita.

4. Menjaga Kebersihan, Langkah Sederhana yang Berdampak Besar

Menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan sangat berperan dalam menghentikan rantai penularan difteri.

Bakteri penyebab penyakit ini bisa bertahan di benda-benda yang sering disentuh, dan masuk ke tubuh saat tangan menyentuh hidung, mulut, atau luka terbuka.

Mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut saat batuk dan bersin, serta merawat luka dengan benar adalah kebiasaan sederhana tapi efektif untuk mencegah penularan difteri.

Di lingkungan sekolah, rumah, maupun tempat umum, penting untuk menjaga kebersihan permukaan benda dan memastikan sirkulasi udara di ruangan tetap baik.

5. Waspada saat Bepergian ke Daerah Beresiko Tinggi

Difteri masih menjadi penyakit endemik di sejumlah negara, terutama di wilayah dengan cakupan imunisasi yang belum optimal.

Jika berencana bepergian ke luar negeri, terutama ke daerah dengan riwayat kasus difteri tinggi, sangat penting untuk memastikan bahwa status imunisasi kita sudah lengkap dan masih berlaku.

Konsultasi dengan dokter atau layanan imunisasi perjalanan bisa menjadi langkah awal yang dilakukan untuk mencegah penularan difteri.

Langkah ini tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga mencegah kita menjadi pembawa penyakit ke tanah air tanpa disadari.

Kesimpulan

Difteri adalah penyakit menular serius yang bisa dicegah dengan sangat efektif melalui langkah-langkah sederhana tapi konsisten.

Imunisasi sejak kecil, booster secara berkala, menghindari kontak dengan penderita, menjaga kebersihan, dan waspada saat bepergian adalah kombinasi strategi yang sangat kuat untuk menekan penyebaran difteri.

Penting untuk dipahami bahwa pencegahan tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga menjaga keselamatan orang-orang di sekitar.

Dengan merawat kekebalan kelompok melalui imunisasi dan menjaga kebersihan, kita bisa mencegah difteri bangkit kembali sebagai ancaman serius di masyarakat.

Sumber