Wednesday, 25th September 2024
by Admin
Vaksin memiliki peran penting di dalam dunia kesehatan, khususnya dalam membantu mencegah penularan berbagai penyakit berbahaya dan menjaga kesehatan masyarakat.
Meski manfaat vaksin sangat besar, ada beberapa aturan yang harus diperhatikan saat pemberian vaksin. Salah satunya adalah tentang jenis vaksin yang tidak boleh diberikan bersamaan.
Hal ini diperlukan bukan karena vaksin berbahaya, melainkan untuk memastikan efektivitasnya dan meminimalisir resiko efek samping yang tidak diinginkan.
Apa saja vaksin yang tidak boleh diberikan bersamaan? Kenapa hal ini penting untuk dipahami? Yuk, simak pembahasan selengkapnya berikut ini!
Sebelum masuk ke daftar vaksin yang tidak boleh diberikan bersamaan, ada baiknya kita memahami alasan kenapa beberapa jenis vaksin tidak boleh diberikan bersamaan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan vaksin tertentu tidak bisa diberikan di waktu yang berbarengan dengan vaksin lainnya, yaitu:
Karena beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa kondisi dan kombinasi vaksin ini sebaiknya tidak diberikan bersamaan.
Vaksin hidup mengandung virus atau bakteri yang dilemahkan, pemberian vaksin hidup tidak menyebabkan penyakit pada individu yang diberikan, namun tetap bisa memicu respons imun tubuh.
Karena vaksin hidup ini masih mengandung organisme yang aktif (meskipun lemah), mereka perlu diberikan dengan cara yang hati-hati.
Vaksin-vaksin hidup yang diberikan bersamaan bisa saling mempengaruhi efektivitasnya, sehingga penting untuk memberi jeda waktu antar pemberian vaksin ini.
Pemberian beberapa jenis vaksin hidup di waktu yang bersamaan bisa dilakukan tetapi harus pada waktu kunjungan yang sama.
Apabila tidak diberikan di waktu kunjungan yang sama, perlu diberi jeda setidaknya 28 hari untuk memastikan vaksin memberikan hasil sesuai yang diinginkan.
Kenapa harus ada jeda waktu antara pemberian vaksin hidup? Karena sistem imun kita butuh waktu untuk "mengenali" dan memproses setiap vaksin secara optimal.
Jika diberikan terlalu dekat waktunya, respons imun tubuh terhadap salah satu atau kedua vaksin bisa menurun, sehingga efektivitas perlindungan juga berkurang.
Dengan memberi jeda, sistem kekebalan tubuh dapat bekerja maksimal dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap penyakit-penyakit tersebut.
Selain karena jenis vaksin yang diberikan adalah vaksin hidup, alasan lain kenapa vaksin tidak boleh diberikan bersamaan karena resiko efek samping yang ditimbulkan.
Penelitian dari Centers for Disease Control Amerika serikat menyatakan bahwa pemberian vaksin secara bersamaan tidak menimbulkan masalah kesehatan permanen, hanya saja terkadang ada efek samping seperti demam dan kejang setelah pemberian vaksin.
Jika seseorang punya riwayat efek samping kuat terhadap vaksin, dokter mungkin akan mempertimbangkan untuk memisahkan pemberian kedua vaksin ini.
Penyakit pneumokokus dapat menyebabkan infeksi serius seperti pneumonia dan meningitis.
Untuk melindungi diri dari penyakit ini, ada dua jenis vaksin yang biasa digunakan:
Meskipun memiliki kesamaan fungsi, kedua vaksin ini termasuk ke dalam kombinasi vaksin yang tidak boleh diberikan bersamaan.
Jika seseorang membutuhkan kedua vaksin ini (misalnya orang dengan kondisi medis tertentu yang berisiko tinggi terkena infeksi pneumokokus), vaksin PCV13 harus diberikan terlebih dahulu, dan vaksin PPSV23 bisa diberikan setidaknya 8 minggu setelahnya.
Kenapa harus diberikan dengan cara seperti itu? PCV13 bekerja dengan membantu tubuh mengenali dan menyerang bakteri pneumokokus dengan lebih baik.
Jika kedua vaksin ini diberikan terlalu dekat, PPSV23 bisa mengganggu respons imun tubuh terhadap PCV13, sehingga perlindungan yang diperoleh tidak maksimal.
Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti sistem imun yang lemah (misalnya karena HIV atau menjalani kemoterapi), harus lebih berhati-hati dalam menerima beberapa vaksin secara bersamaan.
Vaksin hidup seperti MMR dan varicella tidak dianjurkan untuk orang dengan sistem kekebalan yang sangat lemah karena risiko infeksi dari patogen yang dilemahkan.
Dokter biasanya akan memberikan jadwal vaksinasi yang disesuaikan untuk pasien dengan kondisi medis tertentu.
Menentukan jadwal imunisasi yang tepat sangat penting untuk memastikan tubuh mendapatkan perlindungan optimal dari berbagai penyakit.
Setiap vaksin memiliki waktu ideal untuk diberikan, dan penentuan jadwal ini biasanya bergantung pada beberapa faktor, seperti usia, kondisi kesehatan, riwayat imunisasi, dan jenis vaksin yang akan diberikan.
Berikut beberapa langkah dan panduan yang bisa membantu menentukan jadwal imunisasi yang tepat:
Otoritas kesehatan seperti WHO, CDC, dan Kementerian Kesehatan di berbagai negara mengeluarkan panduan yang sangat rinci terkait jadwal imunisasi.
Panduan ini didasarkan pada penelitian medis yang ekstensif dan biasanya diperbarui secara berkala untuk menyesuaikan dengan perkembangan terbaru di dunia kesehatan.
Penentuan jenis vaksin yang tidak boleh diberikan bersamaan juga biasanya berpedoman dari penelitian-penelitian otoritas kesehatan dunia.
Di Indonesia, jadwal imunisasi untuk anak-anak dan dewasa bisa didapatkan dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) atau puskesmas terdekat.
Selain merujuk pada jadwal yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan, jadwal imunisasi juga bisa dipersonalisasi berdasarkan kondisi individu.
Misalnya, seseorang yang memiliki kondisi medis tertentu seperti sistem imun yang lemah, diabetes, atau penyakit jantung mungkin memerlukan jadwal vaksinasi yang berbeda dari rekomendasi umum.
Jangan ragu untuk berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare untuk mendapatkan jadwal imunisasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan pribadi.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, beberapa vaksin tidak bisa diberikan secara bersamaan karena alasan medis, terutama vaksin hidup.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jarak waktu yang aman antara pemberian vaksin.
Vaksin hidup seperti MMR dan varicella, misalnya, jika tidak diberikan pada hari yang sama, harus dipisahkan minimal 28 hari.
Penting untuk mengetahui riwayat vaksinasi sebelumnya, terutama jika sudah pernah menerima beberapa vaksin sebelumnya.
Dalam beberapa kasus, vaksin tidak perlu diulang jika kekebalan sudah terbentuk dengan baik sebelumnya, kecuali untuk vaksin yang memerlukan dosis penguat (booster).
Kalau Imuners berencana bepergian ke negara-negara tertentu, beberapa vaksin mungkin diperlukan atau sangat dianjurkan untuk diberikan sebelum perjalanan.
Contohnya, vaksin demam kuning (Yellow Fever) wajib untuk masuk ke beberapa negara di Afrika dan Amerika Selatan.
Selain itu, vaksin tambahan seperti vaksin tifoid, hepatitis A, atau meningokokus mungkin juga disarankan tergantung pada tujuan dan jenis perjalanan.
Pada akhirnya, meskipun ada panduan umum tentang vaksin yang tidak boleh diberikan bersamaan, setiap orang memiliki kebutuhan kesehatan yang unik.
Jadwal vaksinasi yang ideal bisa berbeda tergantung pada usia, riwayat kesehatan, dan kondisi medis seseorang.
Itulah kenapa penting untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum menerima vaksin apa pun.
Fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare akan memastikan bahwa proses pemberian vaksin sudah sesuai dengan protokol yang seharusnya.
Jadi, jangan ragu datang ke Klinik Imunicare terdekat , konsultasikan kebutuhan vaksin dengan tenaga medis professional, dan pastikan untuk mendapatkan perlindungan kesehatan yang maksimal dari vaksin!
Sumber