Artikel

Homepage/artikel

/imunisasi-pneumonia-perlindungan-paru-paru-yang-wajib-kamu-tahu

Imunisasi Pneumonia: Perlindungan Paru-Paru yang Wajib Kamu Tahu!

Monday, 30th June 2025

by Admin

pneumonia-imunisasu.webp

Imuners mungkin udah sering denger soal pneumonia, tapi apa Imuners juga sudah tahu kalau ternyata pneumonia bisa dicegah?

Penyakit yang menyerang paru-paru ini terbilang berbahaya dan tidak jarang penderita pneumonia harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Pencegahan jelas lebih baik daripada harus menghabiskan waktu, uang, dan tenaga untuk mengobati pneumonia sambil merasakan rangkaian gejalanya.

Seperti apa sebenarnya tindakan pencegahan terbaik untuk pneumonia? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Pneumonia?

Sebelum membahas lebih dalam mengenai cara mencegah pneumonia, kita juga perlu tahu seperti apa karakteristik dari penyakit ini.

Pneumonia atau juga dikenal dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi serius yang menyerang paru-paru yang membuat proses pertukaran oksigen di terganggu.

Dalam kondisi normal, paru-paru kita bekerja seperti mesin pengolah udara: setiap kali bernapas, oksigen masuk melalui saluran napas dan diteruskan ke kantung udara kecil yang disebut alveoli.

Di alveoli ini lah proses pertukaran oksigen terjadi di mana oksigen akan ditukar dengan karbon dioksida dari darah.

Tapi ketika seseorang terkena pneumonia, kantung udara ini bisa meradang dan terisi cairan atau nanah, sehingga proses pertukaran oksigen terganggu.

Hal inilah yang membuat penderita pneumonia merasa sesak, lemas, dan sulit bernapas.

Apa Penyebab Pneumonia?

Pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, dan hal ini berpengaruh pada proses pengobatan nantinya.

Mikroorganisme yang paling sering menjadi penyebab pneumonia adalah bakteri, terutama Streptococcus pneumoniae.

Selain bakteri, virus seperti influenza atau COVID-19 juga bisa menyebabkan pneumonia, dan pada kasus tertentu bisa juga disebabkan oleh jamur atau partikel asing seperti makanan yang masuk ke saluran napas (aspirasi pneumonia).

Sebenarnya semua orang bisa saja terkena pneumonia, tapi kelompok usia sangat muda (bayi), lansia, dan orang dengan sistem imun yang lemah punya resiko jauh lebih tinggi untuk mengalami gejala berat atau komplikasi.

Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Gejala pneumonia sebenarnya mirip seperti flu berat yaitu batuk berdahak, demam tinggi, menggigil, nyeri dada, dan napas terasa cepat atau pendek.

Pada anak kecil, gejalanya bisa berupa rewel, tidak mau makan, hingga kesulitan bernapas., sedangkan pada lansia pneumonia bisa menyebabkan kebingungan mendadak atau bahkan penurunan kesadaran.

Karena gejalanya cukup luas dan bisa menyerupai penyakit lain, penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika batuk dan demam tidak kunjung sembuh dalam beberapa hari, apalagi jika disertai sesak atau nyeri saat menarik napas.

Bagaimana Diagnosis Pneumonia?

Untuk memastikan apakah seseorang terkena pneumonia, dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik dan mendengarkan suara napas menggunakan stetoskop.

Jika diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti rontgen dada, tes darah, atau pemeriksaan dahak.

Tujuan dari rangkaian pemeriksaan ini adalah memastikan apakah infeksinya disebabkan oleh bakteri, virus, atau penyebab lain.

Hasil ini akan menentukan pengobatan yang diberikan.

Pengobatan Pneumonia

Kalau pneumonia disebabkan oleh bakteri, maka antibiotik akan menjadi lini pengobatan utama.

Pada kasus infeksi virus seperti flu atau COVID-19, pengobatan lebih bersifat suportif yang artinya pengobatan difokuskan untuk membantu tubuh melawan infeksi sendiri sambil meredakan gejala.

Jika pasien mengalami pneumonia berat, terutama jika saturasi oksigen turun atau ada kesulitan bernapas, maka perlu perawatan di rumah sakit.

Di rumah sakit, pasien bisa mendapat bantuan oksigen, cairan infus, atau pengobatan tambahan seperti antivirus atau steroid.

Pencegahan Pneumonia Lewat Imunisasi

Meski pengobatan bisa membantu pemulihan, pencegahan tetap jauh lebih efektif dan efisien.

Salah satu langkah paling penting dalam mencegah pneumonia adalah lewat imunisasi.

Di Indonesia program imunisasi nasional untuk pneumonia sudah dilaksanakan secara bertahap sejak 2017 untuk bayi mulai usia 2 bulan. Jadwal imunisasi berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) diberikan pada usia 2, 4, dan 612 bulan dan booster pada 12-15 bulan.

Program imunisasi pneumonia sudah banyak dilakukan di banyak negara sebagai bagian dari perlindungan atas serangan pneumonia.

Jenis-jenis Vaksin Pneumonia yang Digunakan dalam Imunisasi

Vaksin untuk imunisasi pneumonia terbagi menjadi dua jenis utama yaitu vaksin PCV dan vaksin PPSV.

1. Vaksin Konjugat (PCV)

Jenis vaksin ini tersedia dalam beberapa varian seperti PCV13, PCV15, PCV20, dan PCV 21.

Angka di belakangnya menunjukkan jumlah tipe bakteri yang dilindungi oleh vaksin ini.

Proses imunisasi menggunakan vaksin ini bisa dilakukan sejak bayi usia 2 bulan sebagai bagian dari imunisasi dasar.

2. Vaksin Polisakarida (PPSV23)

Jenis vaksin ini melindungi terhadap 23 tipe bakteri pneumokokus.

Imunisasi dengan vaksin ini biasanya diberikan pada orang dewasa usia 65 tahun ke atas atau orang dengan penyakit kronis.

Beberapa pasien akan mendapatkan kombinasi PCV dan PPSV23 dengan jeda waktu tertentu.

Siapa yang Perlu Mendapat Imunisasi Pneumonia?

Menurut CDC dan WHO, imunisasi pneumonia direkomendasikan untuk:

  • Semua bayi dan balita
  • Lansia di atas usia 50 tahun
  • Orang dengan penyakit kronis (seperti asma, jantung, ginjal)
  • Individu dengan sistem imun lemah (penderita HIV, pasien kanker)
  • Perokok dan petugas kesehatan
Manfaat Imunisasi yang Lebih Luas

Imunisasi pneumonia bukan hanya melindungi dari infeksi paru-paru, tapi imunisasi ini juga mencegah komplikasi lain seperti infeksi darah (sepsis), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi telinga.

Selain itu, imunisasi menyeluruh juga membantu menciptakan kekebalan kelompok sehingga penyebaran penyakit bisa ditekan secara keseluruhan.

Update imun dari pneumonia bukan hanya melindungi diri sendiri, tapi juga membantu melindungi masyarakat secara umum dari penyebaran penyakit ini.

Resiko Komplikasi Tanpa Imunisasi

Meski banyak orang masih menganggap pneumonia sebagai penyakit ringan, kenyataannya banyak kasus yang berujung pada rawat inap dan bahkan ruang ICU.

Ketika paru-paru tidak dapat memasok oksigen secara cukup, organ-organ penting seperti jantung dan otak bisa ikut terganggu.

Pneumonia juga bisa berkembang menjadi kondisi serius seperti gagal napas atau infeksi sistemik.

Imunisasi bukan sekadar pilihan, tapi bisa jadi bentuk perlindungan penting terhadap berbagai risiko kesehatan yang lebih luas.

Tempat Imunisasi Pneumonia

Imuners yang ingin update imun pneumonia bisa datang ke fasilitas-fasilitas kesehatan terpercaya dengan tenaga medis professional, seperti Imunicare .

Di Imunicare , Imuners bisa mendapatkan layanan imunisasi pneumonia yang didukung oleh tenaga medis professional dan vaksin berkualitas.

Selain itu, Imuners juga bisa berkonsultasi dengan tenaga medis professional kalau ada riwayat alergi atau hal-hal lain yang dikhawatirkan.

Efek Samping Imunisasi Pneumonia

Efek samping dari imunisasi pneumonia umumnya ringan dan bersifat sementara.

Beberapa efek samping yang umum terjadi seperti area suntikan terasa nyeri, bengkak, atau kemerahan. Terkadang juga muncul demam ringan, badan pegal, atau rasa lemas.

Semua ini biasanya hilang dalam satu hingga dua hari. Reaksi alergi serius jarang terjadi, dan layanan kesehatan sudah punya prosedur untuk menanganinya.

Apakah Imunisasi Harus Diulang?

Untuk bayi dan anak-anak, jadwal imunisasi sudah ditentukan sesuai usia.

Sementara untuk dewasa, terutama yang menerima kombinasi vaksin PCV dan PPSV23, dapat diberikan imunisasi lanjutan dengan interval yang disesuaikan dengan jenis vaksin yang digunakan .

Konsultasi lebih lanjut dengan dokter akan membantu menentukan jadwal imunisasi ulang yang paling tepat.

Kesimpulan

Memahami karakteristik pneumonia memberi kita kesadaran bahwa paru-paru bukan hanya organ pernapasan, tapi juga benteng pertahanan utama tubuh terhadap berbagai serangan dari luar.

Dengan sistem imun yang kuat dan program imunisasi yang tepat, kita bisa menjaga paru-paru tetap sehat dan berfungsi optimal.

Upaya pencegahan jauh lebih baik daripada harus mengambil resiko terkena komplikasi serius. Jadi, lindungi selalu tubuh kita dengan rutin update imun termasuk dari pneumonia.

Sumber