Artikel

Homepage/artikel

/sering-napas-lewat-mulut-waspadai-efek-mengejutkan-ini

Sering Napas Lewat Mulut? Waspadai Efek Mengejutkan Ini!

Wednesday, 10th September 2025

by Admin

Napas lewat mulut bahaya.webp

Imuners mungkin pernah denger kalo ada dua tipe kebiasaan bernapas, bernapas lewat hidung dan satu lagi bernapas lewat mulut.

Bernapas adalah proses yang berlangsung otomatis tanpa perlu kita pikirkan, tapi di balik aktivitas yang terlihat sederhana ini, tersimpan pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Manusia pada dasarnya dirancang untuk bernapas lewat hidung, namun sebagian orang, baik sadar maupun tidak, justru terbiasa bernapas lewat mulut.

Kebiasaan ini sekilas terlihat tidak berbahaya, padahal jika dibiarkan terus-menerus, bisa memicu berbagai gangguan kesehatan, baik ringan maupun serius.

Seperti apa sebenarnya bahaya bernapas dari mulut secara terus menerus? Bagaimana cara menanganinya? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!

Kenapa Seseorang Bernapas Lewat Mulut?

Bernapas lewat mulut sebenarnya adalah bentuk adaptasi tubuh ketika jalur pernapasan hidung mengalami hambatan seperti saat hidung tersumbat karena flu, alergi, atau sinusitis.

Dalam kondisi darurat seperti itu, bernapas lewat mulut memang bisa membantu tubuh mendapatkan pasokan oksigen dengan lebih cepat.

Masalah lanjutan akan muncul ketika kebiasaan ini terjadi dalam jangka panjang dan menjadi pola bernapas utama, terutama saat istirahat atau tidur.

Banyak orang tidak menyadari bahwa saat tidur, mulut mereka terbuka dan napas keluar masuk melalui sana.

Tanpa disadari, hal ini menjadi rutinitas harian yang pelan-pelan menimbulkan dampak negatif terhadap tubuh.

Bahaya Bernapas Melalui Mulut Secara Terus Menerus

Hidung manusia dirancang untuk melakukan filter atau proses penyaringan udara sebelum masuk ke paru-paru.

Berbeda dengan hidung, mulut tidak dibekali oleh fungsi ini sehingga kualitas udara yang masuk ketika bernapas lewat mulut tidak sebaik ketika bernapas lewat hidung.

Berikut ini beberapa dampak yang bisa ditimbulkan karena bernapas melalui hidung terlalu lama.

1. Mulut Kering dan Masalah Kesehatan Gigi

Salah satu efek yang paling awal terasa dari kebiasaan bernapas lewat mulut adalah mulut kering.

Saat mulut terbuka dan udara keluar masuk melalui sana, air liur akan lebih cepat untuk menguap.

Padahal, air liur sangat penting untuk menjaga kebersihan dan keseimbangan pH dalam rongga mulut.

Ketika produksi air liur berkurang, bakteri jadi lebih mudah berkembang, menyebabkan bau mulut, gigi berlubang, hingga radang gusi.

Inilah mengapa dokter gigi sering kali bisa mengenali orang yang bernapas lewat mulut hanya dengan melihat kondisi gigi dan jaringan di sekitarnya.

2. Tidur Mengorok hingga Sleep Apnea

Selain membuat mulut kering itu, bernapas lewat mulut juga memengaruhi kualitas tidur secara signifikan.

Orang yang bernapas lewat mulut cenderung tidur dengan lebih gelisah, lebih sering terbangun, dan memiliki kecenderungan mendengkur.

Dalam kasus yang lebih serius, hal ini bisa berujung pada gangguan pernapasan saat tidur, seperti sleep apnea yaitu kondisi di mana napas berhenti sejenak saat tidur, yang bisa menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah.

Akibatnya, meskipun durasi tidur cukup, tubuh tetap terasa lelah saat bangun. Hal ini bisa menurunkan konsentrasi, menambah stres, bahkan mengganggu aktivitas belajar maupun bekerja.

3. Bentuk Wajah dan Rahang Bisa Berubah

Dampak yang lebih mengkhawatirkan bisa terjadi jika kebiasaan ini dialami oleh anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.

Anak yang bernapas lewat mulut dalam jangka panjang beresiko mengalami perubahan bentuk wajah dan struktur rahang.

Wajah akan cenderung tumbuh memanjang, dagu tampak lebih mundur, dan rahang atas menjadi sempit.

Posisi lidah juga menjadi lebih rendah karena tidak lagi menempel pada langit-langit mulut sebagaimana mestinya.

Perubahan ini tidak hanya berdampak pada penampilan, tetapi juga bisa menyebabkan gangguan pada pertumbuhan gigi dan bahkan mempersempit saluran napas atas.

Jika dibiarkan, kondisi ini mungkin perlu penanganan ortodontik atau bahkan tindakan medis lebih lanjut.

4. Melemahkan Fungsi Hidung

Bernapas lewat mulut bisa melemahkan fungsi alami hidung jika dilakukan secara terus menerus.

Hidung sebenarnya bukan sekadar jalur masuknya udara, melainkan sistem pertahanan tubuh pertama yang sangat penting.

Udara yang masuk lewat hidung akan disaring oleh rambut halus dan lendir agar debu, polusi, atau mikroorganisme tidak langsung masuk ke paru-paru.

Selain itu, udara juga akan dihangatkan dan dilembapkan, sehingga lebih nyaman bagi sistem pernapasan.

Saat bernapas lewat mulut, semua proses ini tidak terjadi, udara yang masuk menjadi lebih kering, lebih dingin, dan tidak disaring.

Akibatnya, saluran pernapasan lebih rentan iritasi, dan resiko infeksi saluran napas juga meningkat.

5. Mengurangi Zat Nitric Oxide

Kebiasaan bernapas lewat mulut bukan hanya mempengaruhi paru-paru , tapi juga sistem sirkulasi secara keseluruhan.

Bernapas lewat hidung menghasilkan zat yang disebut nitric oxide, senyawa alami yang membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan distribusi oksigen ke seluruh tubuh.

Tanpa proses ini, efisiensi distribusi oksigen bisa menurun, bahkan beberapa penelitian menyebut bahwa bernapas lewat hidung dapat membantu mengatur tekanan darah dan meningkatkan fungsi kognitif.

Dengan kata lain, jika seseorang terbiasa bernapas lewat mulut, bukan hanya fisik yang bisa terpengaruh, tapi juga kemampuan berpikir dan fokus.

Kebiasaan yang Lama-lama Mengakar

Perlu dipahami juga bahwa kebiasaan bernapas lewat mulut sering kali menjadi lingkaran yang sulit diputus.

Seseorang yang mulai bernapas lewat mulut karena pilek, misalnya, bisa terbiasa melakukannya meski pileknya sudah sembuh.

Lama-kelamaan, otot-otot wajah dan lidah beradaptasi dengan pola tersebut, dan hidung pun jadi jarang digunakan sebagaimana mestinya.

Akibatnya, kemampuan bernapas lewat hidung pun akan semakin menurun, bukan karena sumbatan yang nyata, tapi karena tubuh sudah terbiasa tidak menggunakannya.

Hal ini yang disebut dengan habitual mouth breathing, dan ini bisa terjadi tanpa disadari.

Kapan Bernapas Lewat Mulut Boleh Dilakukan?

Meskipun bernapas lewat mulut bukan selalu kesalahan, penting untuk tahu kapan kondisi ini bisa diterima dan kapan harus dihindari.

Saat olahraga berat, misalnya, tubuh memang membutuhkan udara lebih banyak dan cepat.

Dalam situasi seperti itu, bernapas lewat mulut bisa membantu mencukupi kebutuhan oksigen dengan lebih efisien.

Akan tetapi setelah aktivitas berhenti, tubuh seharusnya kembali menggunakan hidung sebagai jalur utama bernapas.

Jika tidak, kebiasaan tersebut bisa terbentuk dan akhirnya sulit diubah.

Langkah-Langkah Mengubah Kebiasaan Bernapas Lewat Mulut

Mengubah kebiasaan bernapas memang tidak bisa instan, apalagi jika sudah berlangsung lama, tapi dengan kesadaran dan latihan, hal ini bisa dilatih secara perlahan.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa saluran napas melalui hidung benar-benar tidak terhalang.

Jika ada masalah seperti alergi, sinusitis, atau struktur hidung yang menyempit, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter THT.

Kadang hanya butuh penanganan ringan, seperti semprotan saline atau terapi uap, untuk membuka kembali jalur pernapasan.

Setelah itu, kebiasaan bernapas lewat hidung bisa dilatih ulang. Teknik pernapasan seperti diaphragmatic breathing (napas perut) atau alternate nostril breathing (menutup satu lubang hidung secara bergantian saat bernapas) bisa membantu merangsang sistem pernapasan agar kembali terbiasa menggunakan hidung.

Saat tidur, beberapa orang menggunakan nasal strip untuk membantu membuka saluran hidung.

Ada juga yang mencoba menutup mulut dengan plester khusus (mouth tape), meski hal ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak disarankan jika hidung sedang tersumbat.

Hal lain yang bisa membantu adalah memperhatikan posisi tidur. Tidur dengan posisi terlentang dan kepala sedikit lebih tinggi bisa membantu memperlancar napas lewat hidung.

Selain itu, menjaga kelembapan udara di kamar dengan humidifier juga dapat mengurangi rasa kering di hidung dan tenggorokan saat tidur.

Kesimpulan

Bernapas lewat hidung bukan sekadar anjuran medis, tapi bagian dari sistem tubuh yang sudah dirancang sedemikian rupa agar efisien, sehat, dan melindungi kita dari banyak gangguan.

Membiarkan mulut mengambil alih fungsi ini justru bisa membuka pintu bagi berbagai masalah yang tidak perlu.

Mulai ubah kebiasaan untuk bernapas lewat mulut jadi bernapas melalui hidung sebagaimana mestinya karena hal sederhana ini bisa menyelamatkan kita dari berbagai gangguan kesehatan yang tidak diinginkan.

Sumber