Artikel

Homepage/artikel

/satu-anak-terkena-campak-9-orang-bisa-ikut-tertular-waspada-bahaya-campak

Satu Anak Terkena Campak, 9 Orang Bisa Ikut Tertular! Waspada Bahaya Campak!

Wednesday, 17th September 2025

by Admin

bahaya campak.webp

Mungkin Imuners ngerasa bingung, di tengah kemajuan teknologi kesehatan dan informasi, masih ada penyakit yang seharusnya sudah bisa dikendalikan, tapi kenyataannya tetap muncul dan bahkan menimbulkan kematian yaitu campak.

Banyak orang mungkin mengira campak hanyalah penyakit biasa yang datang dan pergi, padahal kenyataannya jauh lebih serius dari itu.

Campak merupakan penyakit infeksi menular yang sangat cepat penyebarannya, dan bisa menimbulkan komplikasi berat, terutama pada anak-anak.

Seperti apa sebenarnya bahaya dari campak? Apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya? Berikut ini pembahasan selengkapnya.

Apa Itu Campak dan Bagaimana Penularannya?

Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyebar melalui udara. Penularan campak bisa terjadi ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara.

Bahkan tanpa kontak langsung pun, seseorang tetap bisa tertular jika berada di ruangan yang sama dengan penderita, karena virus campak mampu bertahan di udara hingga dua jam setelah orang yang terinfeksi pergi.

Hal ini lah yang membuat campak jadi salah satu penyakit paling menular di dunia.

Jika satu orang tertular campak di suatu lingkungan, hampir semua orang yang belum memiliki kekebalan juga beresiko untuk tertular.

Gejala awal campak bisa terlihat seperti flu biasa. Penderita campak di fase awal biasanya merasa demam tinggi, batuk kering, pilek, dan mata merah.

Beberapa hari kemudian gejala campak akan semakin berkembang, biasanya muncul ruam merah di kulit yang dimulai dari wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Di fase ini lah kebanyakan orang mulai sadar bahwa apa yang mereka alami bukan sekedar flu biasa.

Dalam beberapa kasus, muncul juga bintik-bintik putih kecil di bagian dalam mulut yang disebut sebagai Koplik spots, salah satu tanda khas dari campak.

Komplikasi Campak yang Tidak Bisa Dianggap Remeh

Campak bukan sekedar demam biasa. Penyakit ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi.

Salah satu komplikasi yang paling umum dan mematikan adalah pneumonia atau radang paru-paru.

Selain pneumonia, campak juga bisa menyebabkan infeksi telinga yang berujung pada gangguan pendengaran, diare berat yang memicu dehidrasi, bahkan radang otak atau yang dapat menyebabkan kejang, koma, atau kerusakan otak permanen.

Yang lebih mengerikan lagi, ada kondisi langka akibat dari campak yang dikenal sebagai SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis), yaitu gangguan otak progresif yang muncul beberapa tahun setelah seseorang sembuh dari campak.

SSPE ini tidak bisa disembuhkan dan secara perlahan-lahan akan merusak seluruh fungsi otak hingga berujung pada kematian.

Secara global, campak masih menjadi salah satu penyebab utama kematian anak. Setiap tahunnya, ratusan ribu anak di berbagai belahan dunia meninggal karena campak.

Angka ini seharusnya bisa ditekan bahkan dihilangkan, kalau semua anak mendapatkan imunisasi lengkap dan tepat waktu.

Imunisasi Cara Paling Efektif untuk Mencegah Campak

Di Indonesia, pemerintah sudah menetapkan imunisasi campak sebagai bagian dari program imunisasi nasional dan jenis vaksin yang diberikan pada imunisasi campak adalah vaksin MR (Measles-Rubella).

Kegiatan imunisasi ini dilakukan secara gratis di berbagai fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, dan bertujuan untuk melindungi anak-anak dari dua penyakit sekaligus yaitu campak dan rubella.

Rubella atau campak jerman sendiri merupakan penyakit ringan pada anak-anak, tapi sangat berbahaya bila menyerang ibu hamil karena bisa menyebabkan keguguran atau cacat bawaan pada bayi.

Jadwal imunisasi MR di Indonesia dimulai pada usia sembilan bulan, lalu dilanjutkan dengan dosis kedua saat anak berusia delapan belas bulan.

Setelah itu, anak akan mendapatkan dosis penguat atau booster saat masuk sekolah dasar. Program imunisasi ini sudah terbukti efektif dalam memberikan perlindungan jangka panjang dari campak.

Dua dosis vaksin yang diberikan dapat memberikan kekebalan hingga 97 persen terhadap infeksi campak.

Keamanan Imunisasi dan Misinformasi di Masyarakat

Salah satu penyebab utama kenapa banyak anak belum diimunisasi adalah kurangnya informasi dan banyaknya mitos tidak benar mengenai imunisasi.

Mitos-mitos soal imunisasi masih tersebar luas di masyarakat contohnya seperti anggapan bahwa imunisasi bisa menyebabkan autisme atau vaksin yang digunakan mengandung bahan berbahaya.

Padahal semua mitos yang berkembang ini tidak berdasar dan sudah berkali-kali dibantah oleh penelitian ilmiah.

Badan kesehatan dunia seperti WHO dan CDC, serta para ahli di dalam negeri, sudah menegaskan bahwa imunisasi MR aman dan sangat penting untuk diberikan.

Selain mitos yang tidak benar mengenai imunisasi, kendala lain yang sering menjadi halangan untuk imunisasi adalah ketersediaan akses ke fasilitas kesehatan.

Di beberapa daerah terpencil, fasilitas kesehatan belum merata, tenaga medis terbatas, dan banyak orang tua yang masih kesulitan untuk membawa anak mereka ke posyandu atau puskesmas.

Oleh karena itu, pemerintah juga mengadakan kampanye imunisasi massal secara berkala untuk menjangkau anak-anak yang belum diimunisasi.

Kampanye ini biasanya dilakukan di sekolah, posyandu, atau bahkan dari rumah ke rumah, agar cakupan imunisasi bisa merata di seluruh wilayah.

Imunisasi Melindungi Anak dan Lingkungan Sekitarnya

Perlu dipahami bahwa imunisasi bukan hanya melindungi anak yang divaksin, tapi juga melindungi orang-orang di sekitarnya.

Hal ini yang disebut dengan kekebalan kelompok atau herd immunity. Jika sebagian besar orang dalam suatu komunitas sudah punya kekebalan, maka virus akan sulit menyebar, dan mereka yang belum bisa diimunisasi seperti bayi yang masih terlalu kecil atau orang dengan penyakit tertentu akan ikut terlindungi.

Tapi kalau banyak orang menolak imunisasi, kekebalan kelompok tidak akan terbangun dan wabah bisa terjadi sewaktu-waktu.

Oleh karena itu, peran orang tua, guru, tokoh masyarakat, dan semua pihak sangat penting dalam mendukung program imunisasi.

Memberikan imunisasi MR pada anak bukan hanya soal kewajiban medis, tapi juga bentuk tanggung jawab sosial.

Kita tidak bisa berharap penyakit seperti campak hilang begitu saja tanpa adanya usaha bersama.

Kesimpulan

Campak bukan sekadar penyakit masa lalu, bahaya dari penyakit ini masih mengintai anak-anak yang belum diimunisasi.

Imunisasi masih menjadi cara paling ampuh untuk mencegah penularan campak sekaligus menjadi pencetus terbentuknya kekebalan kelompok agar bisa terhindar dari wabah.

Maka dari itu, jangan tunda imunisasi dan terapkan perilaku hidup bersih serta sehat. Lindungi anak-anak kita hari ini, demi masa depan yang lebih sehat dan aman dari campak.

Sumber