Wednesday, 7th May 2025
by Admin
Apa sih yang pertama kali ada di bayangan Imuners pas denger soal asma? Sesak nafas? Padahal, asma bukan sekedar sesak nafas loh.
Asma adalah salah satu penyakit kronis paling umum yang menyerang sistem pernapasan manusia.
Meski bukan penyakit menular, asma bisa sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya, apalagi kalau tidak dikendalikan dengan baik.
Seperti apa sebenarnya gejala asma? Apa yang membedakannya dari sesak nafas biasa? Simak pembahasan selengkapnya berikut ini!
Asma adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelainan pada saluran pernapasan, khususnya pada bagian bronkus di paru-paru.
Pada penderita asma, saluran udara menjadi sensitif dan mudah mengalami peradangan jika terpapar pemicu tertentu.
Ketika hal ini terjadi, otot-otot di sekitar saluran napas menegang, dinding saluran membengkak, dan lendir diproduksi secara berlebihan. Kombinasi ini menyebabkan udara sulit masuk dan keluar dari paru-paru.
Meski asma tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, gejalanya bisa dikendalikan. Dengan pengobatan dan penanganan yang tepat, orang dengan asma bisa hidup normal dan aktif.
Hingga saat ini, penyebab pasti dari asma masih belum diketahui secara pasti, tapi para ahli meyakini bahwa asma muncul akibat gabungan dari beberapa faktor seperti faktor genetik (keturunan) dan lingkungan.
Berikut ini beberapa penyebab dan faktor resiko utama dari asma.
Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat asma atau alergi, maka keturunannya lebih berisiko terkena asma juga.
Banyak kasus asma berkaitan dengan alergi. Sistem imun penderita asma cenderung bereaksi berlebihan terhadap zat asing seperti serbuk sari, debu rumah, bulu hewan, jamur, dan lain-lain.
Reaksi ini lah yang akhirnya menyebabkan peradangan di saluran pernapasan.
Bayi atau anak-anak yang sering terpapar asap rokok, polusi udara, infeksi virus pernapasan, atau zat kimia tertentu berisiko lebih tinggi mengalami asma saat tumbuh besar.
Orang dengan berat badan berlebih memiliki peluang lebih besar untuk mengalami asma.
Lemak tubuh yang berlebihan bisa menekan paru-paru dan menyebabkan peradangan sistemik.
Beberapa orang dewasa terkena occupational asthma, yaitu asma yang dipicu oleh zat kimia atau debu di tempat kerja seperti pabrik, tambang, atau laboratorium.
Perubahan suhu, kelembapan, atau meningkatnya polutan di udara bisa memperburuk asma atau bahkan menjadi penyebabnya.
Gejala asma bisa terjadi dengan intensitas ringan, sedang, atau berat, dan pemicunya bisa berbeda-beda pada tiap orang.
Ada yang hanya mengalami gejala saat olahraga karena kelelahan, ada yang mengalami saat malam hari karena dingin, dan ada juga yang sering kambuh pada waktu tertentu.
Gejala asma yang umum terjadi di antaranya:
Dalam kondisi parah, asma bisa memicu kondisi darurat yaitu serangan asma akut, di mana saluran napas sangat menyempit hingga oksigen sulit masuk ke dalam tubuh.
Penderita serangan asma akut bisa merasa panik, sulit berbicara, wajah pucat, dan bisa pingsan jika tidak segera ditolong.
Untuk mendiagnosis asma, dokter biasanya akan menanyakan riwayat gejala, memeriksa kondisi paru-paru, serta melakukan beberapa tes seperti:
Proses diagnosis ini tidak bisa dilakukan hanya berdasarkan satu kali pemeriksaan saja. Dokter mungkin butuh waktu dan pengamatan lebih lanjut untuk memastikan apakah seseorang benar-benar punya asma.
Meskipun tidak bisa dicegah sepenuhnya, Imuners bisa mencegah gejala asma kambuh dengan langkah-langkah berikut:
Setiap penderita asma punya pemicu yang berbeda. Bisa karena debu, udara dingin, bulu hewan, olahraga berat, makanan tertentu, atau stres.
Dengan mengetahui pemicu asma, penderita bisa lebih waspada dan meminimalisir kemungkinan kambuh.
Pencegahan sederhana seperti rajin bersih-bersih rumah, hindari karpet atau boneka berbulu yang bisa menumpuk debu, serta jaga sirkulasi udara tetap baik bisa mengurangi kemungkinan gejala asma untuk kambuh.
Ketika beraktivitas di tempat berdebu, berasap, atau banyak bahan kimia, gunakan masker pelindung untuk meminimalisir masuknya debu atau zat kimia berbahaya yang bisa jadi pemicu asma.
Penderita asma disarankan rutin untuk imunisasi flu dan pneumonia karena infeksi pada pernapasan bisa memicu serangan asma.
Pilih fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare untuk mendapatkan pelayanan imunisasi terbaik.
Olahraga memang bisa jadi pemicu asma bagi sebagian orang, tapi jika dilakukan secara perlahan dan rutin, tubuh dapat beradaptasi dan mendapatkan manfaat positif dari olahraga.
Pilih olahraga ringan seperti jalan cepat, berenang, atau yoga untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit.
Bagi penderita asma, menjaga kesehatan paru-paru adalah hal yang sangat penting.
Salah satu cara yang sangat dianjurkan oleh dokter dan ahli kesehatan untuk menjaga kesehatan paru-paru penderita asma adalah imunisasi.
Tujuan dari imunisasi untuk penderita asma ini bukan sekadar mencegah penyakit infeksi, tapi juga menghindari komplikasi serius yang bisa memicu serangan asma berat.
Dua jenis imunisasi yang paling penting untuk penderita asma adalah imunisasi influenza (flu) dan imunisasi pneumokokus (pneumonia).
Influenza atau flu bukan penyakit sepele bagi penderita asma karena potensi komplikasi yang disebabkan oleh flu bagi penderita asma bisa mematikan.
Saat seseorang dengan asma terkena flu, saluran pernapasan bisa mengalami peradangan yang parah, menyebabkan gejala asma memburuk atau bahkan memicu serangan asma akut.
Oleh karena itu, penderita asma termasuk dalam kelompok beresiko tinggi yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi flu setiap tahun.
Virus flu terus bermutasi setiap musim, dan vaksin dibuat berdasarkan virus yang diprediksi akan menyebar paling banyak.
Maka dari itu, imunisasi flu perlu diperbarui dan diberikan secara rutin setiap tahun, biasanya dilakukan pada musim hujan.
Pilihlah fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare yang memiliki vaksin sesuai dengan anjuran WHO dan didukung oleh tenaga kesehatan terpercaya.
Pneumonia atau radang paru-paru adalah infeksi serius yang bisa sangat berbahaya bagi penderita asma, terutama yang sudah berusia lanjut atau punya asma berat.
Infeksi ini bisa menyebabkan peradangan di paru-paru dan memperburuk kondisi saluran napas.
Berbeda dengan imunisasi flu, imunisasi pneumokokus tidak diberikan setiap tahun.
Jadwal pemberiannya tergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan anjuran dokter.
Ada beberapa jenis vaksin pneumonia, dan dokter akan menentukan mana yang paling cocok.
Asma memang bukan penyakit sepele, tapi dengan informasi yang cukup kita bisa belajar dan mengendalikan kondisi ini.
Hindari hal-hal yang bisa menjadi pemicu gejala, dan lindungi diri dengan update imun untuk meminimalisir resiko komplikasi berbahaya.
Kalau Imuners atau orang terdekat mengalami gejala yang mengarah ke asma, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Semakin cepat terdeteksi, semakin baik pengelolaannya.
Sumber