Friday, 20th June 2025
by Admin
Human Papillomavirus (HPV) mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tapi dampaknya sangat nyata. Banyak yang tidak sadar bahwa virus ini bisa menjadi penyebab utama kanker serviks—salah satu jenis kanker paling mematikan bagi wanita. Di Indonesia, kasus kanker serviks masih tinggi, sebagian besar karena kurangnya kesadaran dan pencegahan sejak dini.
Melalui artikel ini, Imuners dapat mengenal HPV, bagaimana virus ini bisa menyebabkan kanker, siapa saja yang berisiko, serta cara terbaik untuk melindungi diri.
HPV atau Human Papillomavirus adalah kelompok virus yang menyerang kulit dan area kelamin. Ada lebih dari 100 jenis HPV, dan sekitar 30-40 jenis di antaranya menyebar melalui kontak seksual. Sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala dan hilang dengan sendirinya. Namun, beberapa tipe berisiko tinggi bisa bertahan lama dalam tubuh dan memicu kanker.
Jenis HPV berisiko tinggi inilah yang sering menjadi penyebab kanker serviks, anus, tenggorokan, dan bahkan penis, sekitar 70% dari seluruh perempuan yang didiagnosis, berada pada stadium lanjut; sehingga, angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia tergolong tinggi, dengan sekitar 21.000 kematian pada tahun 2020.
Ketika seseorang terinfeksi HPV, tubuh biasanya melawan virus dan menyembuhkannya dalam waktu 1–2 tahun. Tapi dalam beberapa kasus, virus ini bertahan dan mengganggu sel-sel tubuh, terutama di leher rahim. Gangguan ini bisa membuat sel tumbuh tak terkendali dan berkembang menjadi kanker.
Proses ini tidak terjadi secara instan bisa memakan waktu bertahun-tahun. Itulah kenapa penting untuk melakukan deteksi dini melalui skrining kanker serviks seperti HPV DNA, pap smear atau IVA test secara rutin. Kanker serviks bisa dicegah jika perubahan sel diketahui sejak dini.
HPV menular melalui kontak kulit ke kulit, terutama saat berhubungan seksual. Artinya, siapa pun yang aktif secara seksual bisa terkena HPV—baik pria maupun wanita. Risiko semakin tinggi jika:
Wanita usia 21 tahun ke atas sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan serviks secara berkala, terutama jika belum menerima vaksin HPV.
Kebanyakan infeksi HPV tidak menunjukkan gejala. Namun, beberapa tipe dapat menyebabkan kutil kelamin, yaitu benjolan kecil di area genital atau anus.
Sedangkan HPV berisiko tinggi yang memicu kanker biasanya tidak menunjukkan gejala sama sekali di tahap awal. Itulah mengapa kanker serviks sering baru terdeteksi ketika sudah masuk stadium lanjut karena tidak ada tanda-tanda yang terasa sebelumnya.
Gejala kanker serviks yang bisa muncul di tahap lanjut antara lain:
Kalau Imuners mengalami gejala di atas, jangan tunda untuk periksa ke dokter.
Kabar baiknya, ya HPV bisa dicegah! Cara paling efektif adalah dengan vaksinasi HPV. Vaksin ini melindungi dari beberapa tipe HPV berisiko tinggi, termasuk tipe 16 dan 18.
Vaksin HPV:
Selain vaksin, pencegahan juga bisa dilakukan dengan:
Meskipun kanker serviks hanya menyerang perempuan, laki-laki tetap bisa menjadi pembawa (carrier) virus HPV dan menularkannya tanpa sadar. Selain itu, laki-laki juga berisiko terkena kanker penis atau tenggorokan akibat HPV.
Maka dari itu, vaksinasi HPV penting diberikan pada laki-laki juga, terutama di usia remaja. Ini tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga membantu memutus rantai penularan.
HPV memang tidak selalu mematikan, tapi dampaknya bisa sangat serius. Kanker serviks bisa dicegah dengan langkah sederhana seperti vaksinasi dan skrining rutin. Edukasi dan kesadaran diri adalah perlindungan pertama yang bisa kita lakukan.
Jangan biarkan ketidaktahuan menjadi alasan kita terlambat bertindak.
Yuk, Cegah HPV dari Sekarang!
Imunicare hadir untuk bantu kamu lebih sehat.
Segera jadwalkan vaksin HPV atau konsultasi langsung dengan dokter terpercaya di klinik Imunicare terdekat.
Sumber: