Wednesday, 14th May 2025
by Admin
Imuners pernah denger istilah “silent killer”? Ternyata istilah ini juga sering disandingkan sama kolesterol tinggi karena sifatnya yang diam-diam mematikan.
Dengan kata lain kolesterol tinggi bisa merusak tubuh diam-diam tanpa disadari, padahal kolesterol adalah zat lemak yang sebenarnya dibutuhkan tubuh.
Ketika kadar kolesterol dalam tubuh sudah sangat tinggi, kondisi ini bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke.
Dalam artikel ini, kita akan bahas secara lengkap: apa itu kolesterol tinggi, penyebabnya, serta gejala-gejala yang perlu diwaspadai satu per satu. Salah satu gejala penting yang sering terlewat adalah angina pectoris, yaitu nyeri dada akibat jantung kekurangan oksigen.
Kolesterol adalah zat lemak (lipid) yang secara alami diproduksi oleh hati dan juga diperoleh dari makanan hewani seperti daging merah, susu, telur, dan mentega.
Kolesterol dibagi menjadi dua jenis utama yaitu:
Saat kadar kolesterol jahat (LDL) terlalu tinggi, zat ini bisa menempel di dinding arteri dan membentuk plak.
Seiring berjalannya waktu, plak ini bisa membuat pembuluh darah menyempit dan kaku, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Penumpukan kolesterol di dinding arteri membuat darah jadi sulit mengalir dengan lancar, dan organ seperti jantung dan otak yang butuh suplai oksigen dari darah bisa terganggu.
Jika aliran darah ke jantung terhambat, kondisi ini bisa menyebabkan timbulnya angina (rasa sakit di bagian dada) atau jika aliran darah benar-benar terhenti bisa menyebabkan serangan jantung.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan kolesterol naik, antara lain:
Sebagian besar orang dengan kolesterol tinggi tidak mengalami gejala apapun, itulah kenapa kolesterol tinggi sering disebut sebagai “silent killer”.
Akan tetapi, jika kolesterol sudah menumpuk dan mengganggu aliran darah, bisa muncul beberapa tanda fisik atau gejala tidak langsung seperti di bawah ini.
Xanthelasma adalah timbunan lemak berwarna kekuningan yang muncul di sekitar kelopak mata, terutama di bagian dalam dekat hidung.
Plak ini biasanya tidak terasa sakit dan tidak gatal, tapi cukup terlihat secara kasat mata.
Tanda ini bisa muncul pada siapa saja, namun lebih sering terlihat pada orang dengan kadar LDL yang tinggi, terutama jika ada riwayat familial hypercholesterolemia (gangguan kolesterol turun-temurun).
Meskipun bisa diangkat dengan prosedur medis, xanthelasma biasanya menjadi tanda peringatan adanya gangguan metabolisme lemak dalam tubuh.
Xanthoma adalah penumpukan lemak di bawah kulit yang membentuk benjolan berwarna kekuningan. Lokasinya bisa bervariasi, tapi umumnya muncul di:
Ukuran xanthoma bisa kecil seperti jerawat, atau cukup besar dan menonjol.
Kondisi ini bukan hanya mengganggu penampilan, tetapi bisa menjadi indikator kuat bahwa kolesterol dalam darah sudah terlalu tinggi.
Xanthoma juga sering muncul pada penderita diabetes atau gangguan hati, yang semuanya berkaitan dengan metabolisme lemak.
Jadi, kalau Imuners menemukan benjolan semacam ini di tubuh, jangan anggap sepele, segera periksakan diri.
Corneal arcus adalah cincin berwarna putih atau abu-abu muda yang terlihat di sekitar kornea (bagian bening di depan bola mata).
Lingkaran ini terbentuk dari endapan lemak mikroskopis, dan meski tidak mengganggu penglihatan, bisa menjadi indikasi awal kolesterol tinggi, terutama jika muncul pada usia di bawah 45 tahun.
Pada orang tua, corneal arcus bisa dianggap bagian dari proses penuaan yang wajar.
Tapi jika muncul lebih awal, terutama disertai faktor resiko lain seperti hipertensi atau obesitas, maka perlu diwaspadai sebagai tanda kolesterol yang tidak normal.
Meskipun belum diakui sebagai gejala resmi oleh banyak institusi medis besar, beberapa sumber menyebutkan bahwa kolesterol tinggi berpotensi memicu nyeri otot, sendi, atau punggung.
Secara teori, plak kolesterol bisa menyumbat pembuluh darah kecil yang menyuplai oksigen ke jaringan otot dan sendi.
Akibatnya, aliran darah terganggu, dan muncullah sensasi nyeri atau tidak nyaman, terutama di bagian:
Namun, penting dipahami bahwa nyeri sendi dan nyeri punggung lebih sering disebabkan oleh masalah muskuloskeletal biasa seperti postur tubuh yang buruk, kurang olahraga, atau radang sendi.
Tapi jika keluhan ini muncul bersamaan dengan faktor resiko kolesterol tinggi lainnya, ada baiknya segera diperiksakan.
Kolesterol tinggi dapat berdampak langsung pada sirkulasi darah, termasuk aliran darah ke area genital pria.
Saat pembuluh darah di penis menyempit karena penumpukan plak kolesterol, kemampuan untuk mempertahankan ereksi bisa terganggu.
Disfungsi ereksi karena kolesterol biasanya berkaitan dengan kerusakan pembuluh darah halus. Hal ini bisa menjadi sinyal awal adanya penyakit jantung atau gangguan vaskular.
Bahkan menurut sejumlah studi medis, disfungsi ereksi bisa muncul beberapa tahun sebelum gejala jantung lain dirasakan.
Jadi, jika pria mengalami gangguan ereksi dan punya gaya hidup tidak sehat (makan buruk, merokok, jarang olahraga), sebaiknya cek kadar kolesterol dan kesehatan jantungnya.
Angina pectoris adalah nyeri dada yang muncul ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen, biasanya karena pembuluh darah koroner (yang memberi makan ke jantung) mengalami penyempitan akibat plak kolesterol.
Ciri-ciri angina:
Angina bukanlah serangan jantung, tapi merupakan peringatan serius bahwa jantung sedang dalam kondisi kekurangan oksigen.
Jika tidak ditangani, angina bisa berkembang menjadi infark miokard (serangan jantung).
Angina juga merupakan salah satu gejala paling kuat yang mengaitkan kolesterol tinggi dengan gangguan fungsi jantung.
Oleh karena itu, kalau Imuners atau orang terdekat mengalami nyeri dada seperti ini, jangan tunda, segera periksa ke dokter.
Karena gejalanya tidak selalu jelas, cara paling akurat untuk tahu kadar kolesterol adalah dengan tes darah. Tes ini disebut “profil lipid” dan mengukur:
Tes ini disarankan dilakukan rutin, terutama bagi orang berusia 20 tahun ke atas, atau yang punya faktor resiko.
Untuk Imuners yang ingin cek kolesterol atau cek kesehatan rutin lainnya, bisa datang ke Klinik Imunicare terdekat.
Di sana imuners bisa melakukan beragam cek kesehatan seperti cek gula darah, skrining HPV, termasuk cek kadar kolesterol juga.
Jika dibiarkan, kolesterol tinggi bisa menyebabkan:
Kolesterol tinggi bisa terjadi tanpa gejala apa pun, lalu tiba-tiba menyebabkan kondisi medis parah seperti serangan jantung.
Beberapa gejala mungkin muncul sebagai sinyal peringatan, dan jika gejala-gejala ini mulai terlihat segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Dengan mengenali gejala-gejalanya satu per satu dan melakukan pemeriksaan rutin, kita bisa lebih cepat mengambil langkah pencegahan.
Pola hidup sehat, olahraga, dan pemeriksaan kesehatan rutin adalah kunci untuk menjaga jantung dan pembuluh darah tetap sehat.
Sumber