Monday, 17th November 2025
by Admin

Imuners udah pernah kena cacar air? Udah tau belum tanda-tanda umum kalau seseorang terkena cacar air dan apa yang harus dilakukan ketika terkena cacar air?
Gejala cacar air sering diasosiakan dengan bintik merah yang berisi cairan yang terasa gatal, dan lama kelamaan bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Apa saja sebenarnya gejala dari cacar air? Apa yang harus dilakukan untuk mencegah atau mengobati penyakit ini? Yuk, simak pembahasan selengkapnya berikut.
Cacar air atau varicella adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella-zoster, dan biasanya gejalanya ditandai dengan ruam kulit berupa bintik merah yang berubah menjadi lepuhan kecil berisi cairan.
Ruam khas cacar air ini bisa menyebar ke seluruh tubuh dan terasa sangat gatal.
Meskipun umumnya ringan dan bisa sembuh sendiri, cacar air bisa berpotensi menimbulkan bahaya bila menyerang orang dewasa, bayi, ibu hamil, atau orang dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Cacar air sering dianggap sebagai “penyakit masa kecil” karena mayoritas orang tertular pada usia anak-anak, dan hal ini tidak sepenuhnya benar.
Penting untuk dipahami bahwa orang dewasa juga bisa tertular cacar air jika belum pernah terkena atau belum diimunisasi.
Ketika menyerang orang dewasa gejala cacar air biasanya lebih berat dan komplikasi yang muncul pun bisa lebih serius.
Cacar air tergolong penyakit yang mudah menyebar karena karakteristik dari virus varicella-zoster itu sendiri.
Selain lewat kontak langsung dengan cairan dari lepuhan di kulit penderita, penularan cacar air bisa terjadi melalui udara ketika penderita batuk atau bersin.
Benda-benda yang terkena cairan dari lepuhan, seperti handuk atau pakaian, juga bisa menjadi sumber penularan jika disentuh orang lain.
Penderita cacar air bisa menularkan virus sejak satu atau dua hari sebelum ruam muncul, dan tetap menular sampai seluruh lepuhan mengering.
Cacar air memang memiliki gejala yang khas, tapi gejala awal cacar air biasanya tidak langsung muncul begitu seseorang terpapar virus.
Masa inkubasi cacar air berlangsung antara 10 hingga 21 hari. Setelah itu, gejala ringan seperti demam, sakit kepala, rasa lelah, dan hilang nafsu makan mulai terasa.
Beberapa hari kemudian, barulah ruam khas cacar air mulai muncul di kulit.
Ruam ini awalnya berupa bintik merah, kemudian berubah menjadi gelembung kecil berisi cairan, lalu pecah, mengering, dan akhirnya menjadi keropeng.
Ruam biasanya muncul pertama kali di bagian wajah atau dada, lalu menyebar ke seluruh tubuh, bahkan bisa sampai ke dalam mulut dan kelopak mata.
Fase ruam ini berlangsung selama beberapa hari dan bisa sangat mengganggu karena rasa gatal yang disebabkan.
Pada anak-anak yang sehat, cacar air biasanya akan sembuh dalam waktu satu hingga dua minggu tanpa pengobatan khusus, tapi tidak semua kasus berjalan ringan.
Komplikasi yang lebih berbahaya bisa terjadi, terutama jika penderita menggaruk lepuhan hingga menimbulkan luka terbuka.
Infeksi bakteri pada kulit adalah salah satu komplikasi cacar air yang paling sering terjadi.
Di samping itu, ada juga kemungkinan munculnya komplikasi yang lebih serius seperti pneumonia, radang otak (ensefalitis), dehidrasi berat, bahkan infeksi darah.
Wanita hamil yang tertular cacar air juga berisiko mengalami masalah serius, termasuk gangguan pada janin seperti cacat lahir jika terinfeksi pada awal kehamilan, atau komplikasi berat jika infeksi terjadi menjelang persalinan.
Meskipun belum ada obat khusus yang benar-benar bisa membunuh virus penyebab cacar air secara langsung, sebagian besar kasus bisa ditangani dengan perawatan di rumah.
Istirahat cukup sangat penting agar tubuh bisa fokus melawan infeksi penyakit ini.
Minum air putih dalam jumlah cukup juga diperlukan untuk mencegah dehidrasi, apalagi jika penderita mengalami demam.
Untuk meredakan gejala, terutama demam dan nyeri bisa menggunakan parasetamol.
Untuk mengurangi rasa gatal, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti menggunakan losion khusus seperti calamine, mandi air hangat yang dicampur baking soda atau oatmeal, dan tidak menggaruk ruam.
Garukan bisa membuat kulit luka dan memperbesar resiko infeksi.
Pada kasus-kasus yang lebih berat atau pada orang dengan resiko tinggi, dokter bisa meresepkan obat antivirus seperti acyclovir.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah cacar air, dan cara yang paling efektif adalah dengan Imunisasi.
Imunisasi cacar air sudah terbukti sangat ampuh dalam mencegah infeksi atau memperingan gejala penyakit ini ketika seseorang tertular.
Imunisasi cacar air umumnya dilakukan dua kali yang pertama saat anak berusia 12 hingga 15 bulan, dan yang kedua saat usia 4 hingga 6 tahun.
Selain itu, orang dewasa yang belum pernah terkena cacar air dan belum diimunisasi juga dianjurkan untuk melakukan imunisasi, terutama jika mereka bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi.
Untuk Imuners yang belum diimunisasi, bisa datang ke fasilitas kesehatan terpercaya seperti Klinik Imunicare untuk imunisasi cacar air.
Selain imunisasi, beberapa langkah lain juga bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus.
Misalnya, menghindari kontak langsung dengan penderita cacar air, tidak berbagi barang pribadi seperti handuk atau alat makan, dan menjaga kebersihan tangan serta lingkungan sekitar.
Jika ada anggota keluarga yang tertular, sebaiknya lakukan isolasi sementara sampai semua lepuhannya mengering agar tidak menularkan ke orang lain.
Cacar air tergolong sebagai penyakit menular berbahaya yang sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain.
Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama pada kelompok rentan yang memiliki imun rendah.
Kesadaran akan pentingnya imunisasi dan menjaga kebersihan diri menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran cacar air.
Sumber